Translate This !

Thursday, April 1, 2010

PROSES-PROSES PEDOGENESA


proses Pedogenesis

1.   FERALITISASI/LATERISASI/LATOSOLISASI:

-        Proses khas kawasan tropika lembab dan basah dengan suhu hangat
-        Bersifat tua, tebal, permeable dan warna merah seragam
-        Terdiri dari proses-proses invidual yang tidak balik
a.    Hidrolisa silika yang bermula pada pelapukan intensif dan terus menerus
b.   Pelarutan dan pelindian basa dan silika (desilisifikasi) sehingga terjadi pelonggoan R2O3 residuil
c.    Pembentukan lempung berkisi 1 : 1 dari golongan lempung kadinit
d.   Oksida besi dan aluminium yang terbebas menjadi seskuioksida mantap dan oksidasi b.o. yang menyebabkan mineralisasi.
e.    Hidrolisasi seskuioksida
-        Syarat :
-        lembab
-        perkolasi air terus menerus
-        muka air tanah dalam
-        suhu hangat
2.   PLINTISASI
-        Pembentukan bahan lempungan berbecak, lunak atau keras, kaya R2O3, miskin b.o., warna merah kemerahan pada matrik kelabu biru.
-        Terjadi karena perembihan buruk ®     - air tanah dangkal
- air perkolasi terhambat
-          Tanah yang terbentuk bersifat hidromorf karena ayunan Eh.
-          Mengeras irreversibel karena dehidratasi menjadi konkresi-konkresi galur, tersemen atau padas.
3.   ARGILASI
-        Pengangkutan darah-darah lempung halus (1m) dari lapisan atas (aluvial) ke lapisan bawah (illuvial).
-        Pembentuklan horizon alluvial/argilik/horizon P-tekstur, dengan adanya selaput/kutan lempung pada satuan struktur gumpalan/presmatik.
-        Bila disertai proses rubefaksi, dekarbonisasi, feralitisasi dan erosi akan terbentuk tanah-tanah feruginus (besian).

4.   RUBEFAKSI/FERUGINASI
-        Menghasilkan oskida ferriterhidrat
-        Pada masa kering terjadi dehidratasi dan kristalisasi menjadi hematit yang berwarna merah cerah.
-        Jelas terlihat pada bahan induk dari besi
-        Syarat : - musim dingin lunak dan lembab dan iklim laut tengah dan mediteran).
   -  musim panas kering dan hangat
-        Kurang intensif pada hutan yang mengawetkan lengas dan b.o.
-        Menghasilkan lempung illit (2:1) dan sedikit kaolinit (1:1)
5.   SILIFIKASI/SILISISASI/PODSOLISASI
-        Basa-basa dan seskuioksida terlindi sehingga kadar silika meningkat
-        Silika mantap tapi seskuioksida goyah karena air perlindi bersifat asam. (karena termuati oleh asam-asam organik dan anorganik).
-        Asam organik berasal dari proses perombakan b.o. yang tak sempurna ® karena iklim lembab basah dan sejuk, serta vegetasi hutan, atau karena seresah bersifat asam (mis: conifer).
-        Asam anorganik berasal dari oksidasi belerang dan senyawa sulfida, atau berupa larutan gas-gas asam chlorida, SO2 atau CO2, yang semuanya dari gunung-gunung berapi.
-        Larutan asam menggiatkan hidrolisa, sehingga mineral-mineral lempung terpecah dan aluminium terlindi sehingga zat kersik yang mantap dalam suasana masam tersisa.
-        Horizon aluvial yang terbentuk bersifat kaya zat kersik, miskin basa, seskuiokdisa dan b.o., tekstur kasar serta terdiri atas zarah pasir dan debu dan berwarna pucat kelabu (karena kehilangan besi dan b.o) ® disebut horizon albik
-        Horizon illuvial (bawah) yang terbentuk tersusun atas longgokan :
-        Fe & Al pada berbagai tingkat oksidasi dan hidratasi
-        b.o. koloidal
-        lempung
® horizon spodik
-        Dapat tersementasi menjadi padas (ortstein)
-        Dapat memampat tanpa tersemen keras : ‘ortende’
-        Dapat terjadi penambahan basa sedikit, sehingga horizon spodik berkurang kemasamannya.
-        Tanah yang terbentuk disebut PODSOL atau SPODOSOL
-        Intensif terjadi di daerah torpika karena air pelindi bersuhu 22o – 26o dan masam.
-        Di daerah iklim sedang, suhu air £ 15oC, sehingga intensitas silisifikasi ditentukan oleh kemasaman air pelindi.
-        Dapat berkembang dari bahan induk yang kaya zat kersik, sangat miskin basa dan bertekstur kasar (lulus air) dengan vegetasi jarang yang menghasilkan seresah masam ® SPODOSOL
-        Berlawanan dengan proses feralitisasi karena kelainan tingkat kemasaman air pelindi karena kelainan iklim (makro dan mikro), vegetasi dan atau bahan induk.
-        Tidak terjadi argilasi karena yang tereluviasi bukan zarah lempung utuh tetapi hasil pemecahan hidrolitiknya.
6.   GLEISASI
-        Karena ayunan muka air tanah yang sebabkan proses oksidasi dan reduksi yang silih berganti.
-        Reduksi menghasilkan warna kelabu kebiruan, kehijauan atau kelabu ® Warna senyawa ferro, Disertai dengan konsistensi lekat, struktur pejal dan mampat
-          Oksidasi menghasilkan warna-warna kuning, struktur pejal dan mampat dan merah karena terbentuknya besi oksidasi berbagai tingkat hidratasi (makin kurang hidratasinya/makin jauh tingkat dehidratasinya ® warna makin cerah).
-          Oksidasi terjadi pada :
-        sepanjang retakan
-        sepanjang celah
-        sepanjang saluran akar
-          Dapat terbentuk konkresi besi dan atau manggan. (butiran mengras hasil pengendapan setempat dari larutannya).
-          Horizon yang terbentuk disebut horizon glei.
® berbecak-becak, oleh oksidasi yang tak merata
® seragam, karena selalu buruk pengudaraannya (reduksi)
-          Letak kedalaman horizon glei berbecak ditentukan oleh batas jangkauan ayunan muka air tanah ® makin dalam, makin jelek perembihannya.
-          Gleisasi karena kedangkalan air tanah akan makin intensif ke arah bawah ® HIDROMORFIK
-          Gleisasi karena genangan air di atas muka tanah yang buruk perembihannya sehingga intensitasnya berkurang ke arah bawah ® STAGNOGLEI (Glei terbalik)
-          Gleisasi karena tanah mampu mengikat lengas sercara kuat selama jangka waktu lama sehingga selalu jenuh air ® AUTOGLEI (GLEI OTOMORFIKA)
7.   PEMATANGAN
-        Proses pedogenesa I dari segi fisika, kimiawi dan biologi terhadap penumpukan sedimen-sedimen muda di bawah air yang mengandung kadar air banyak kondisinya  longgar dan berlumpur.
-        Proses fisika yang berlangsung : penghilangan air (karena penguapan atau pengatusan) sehingga terjadi pengarutan horizontal (® timbulkan retakan) dan vertikal (® terjadi amblesan)
-        Perubahan konsistensi : dari liat ® teguh (irraversibel) sehinga tidak melumpur dan menyerap air lagi.
-        Tingkat kematangannya dapat dinilai n =   A - 2   
                        L + 3H
                A = Lengas tanah
                L  =  % lempung
                H = % B.O
-           Tanah mentah (lumpur) ® n = 3
Tanah matang ® n : 0.7
-          Pengujian dengan diperas tangan
-          Proses kimiawi : okdisadi dan dekarbonatasi
-        Oksidasi : karena udara lewat retakan
® B.O. teroksidasi, warna kelabu biru ® hijau
® oksidasi besi, warna kelabu biru ® coklat
 -   dipercepat oleh h.o. pengoksidasi besi
    ® warna merah padal lapisan atas
    ® senyawa pirit (FeS2) ® as sulfat
-        dekarbonatasi : bila CH dan tanah mengering sehingga melindikan karbonat
Diiklim sedang kec pelindian 1%/abad
-          Proses biologi :
-        Peningkatan evapotranspirasi
-        Pengadukan dan pencampuran tanah
-        Pengisian tanah dengan B.O
-        Pembentukan saluran dalam tanah
8.   PEMBENTUKAN LEMPUNG BELANG (CAT CLAY / SULFAT ASAM)
-        Di kawasan pantai yang berpirit
-        Bahan lumpur lunak belum matang
-        Terjadi oksidasi menjadi A5 sulfat ® pH¯ » 2-3
-        Pembentukan becak kuning ferami ferri sulfat basa (Fe (OH) SO4)
-        Sulfur dan garam-garam sulfat dari laut teredukasi menjadi H2S dan sebagainya.
        + 2H+
So atau SO42                  H2S
                      reduksi
                    + H2O
H2S + Fe2+                       FeS.nH2O + FeS2 . nH2O
                 hidratasi
FeS atau FeS2                  FeSO4 + H2SO4
                   oksidasi               
FeSO4                              Fe2 (SO4) 3
                      oksidasi
                   - 2OH-
Fe2 (SO4)3                       2 Fe (OH) SO4 + H2SO4
                            hidrolisa

-        Jadi masalah berat di tanah-tanah pasang surut.
9.   PEMBENTUKAN GAMBUT
-        Perombakan b.o. terhambat oleh kelbihan lengas atau penggenangan air.
-        Terbentuk sebagai lapisan pada permukaan endapan mineral atau hasil sedimentasi campuran b.o. dan lempung lumpuran yang banyak mengandung air.
-        Watak dan tabiatnya tergantung bahan dan lingkungan
-        Biasanya disertai proses gleisasi
-        Lapisan mineral di bawahnya sangat reduktif dan mentah
10.         KALSIFIKASI
-        Proses pedogenesa utama di daerah kering – setengah kering
CH < 625 mm untuk kawasan iklim sedang
CH < 1.125 mm untuk kawasan iklim tropika
-        Tanah peroleh Ca cukup sehingga koloid-koloid ber-v tinggi
-        Vegetasi asli : rumput dan semak
-        Tanah : kering dan panas ® suhu horizon permukaan » 70oC
-        Dipengaruhi erosi angin
-        Pelapukan kimia sangat lambat karena (lengas) efektif sangat terbatas untuk hidrolisa, hidratasai, pelarutan, eluviasi dan iluviasi dan dukung proses kimia hayati.
-        Pelapukan fisika intensif karena ayunan suhu.
-        Bagian bawah profil tanah selalu kering sehingga menjadi horizon mati
-        (Di daerah kering sangat dangkal < 1 m).
-        Vegetasi langka sehingga b.o. rendah, £ 0,2%, 2 perakaran kesamping ® efektifkan lengas dan hara.
-        Tak dapat dibedakan antara lapisan atasan ber. b.o. dan lapisan bawah miskin b.o.
-        Adanya CH dan perkolasi yang sedikit, membawa karbonat gips dan garam-gaam terlarut menjadi mobil dan terlonggok.
-        Di kawasan iklim setengah kering dapat terbentuk horizon orgilik lemah.
-        Kenaikan CH menjadikan zarah-zarah ber-Ca terjonjot.
-        Karena mengandung banyak CaCO3 – setara, horizon kalsika
-        Bila memadas, horizon petrokalsika
-        Bila mengerak menghambat infiltrasi
-        PH > 7
11.         GIPSIFIKASI
-        Seperti kalsifikasi, tapi bahannya gips (CaSO4 . 2H2O) dan Ca yang menjenuhi kompleks adsorbsi.
-        Horizon permukaan yang banyak gibs : horizon gipsika
-        Dapat terbentuk kerak gibs pada permukaan tanah
12.         SALINISASI
-        Pelonggokan garam-garam larut air dalam tanah
-        Klorida
-        Sulfat
-        Nitrat dari Ca, Mg, Na dan atau K
-        Intensitas dan kedalaman pelonggokan tergantung keg dan macam faktor yang bekerja :
-        air perkolasi
-        m.o
-        evapotrans
-        Terjadi karena :
-        Iklim kering/ ½ kering
-        Kenaikan air kapiler air payau / asin
-        Terendam berkala oleh air laut
-        Pengendapan debu garaman
-        Rembesan air garaman
-        Pengairan pada tanah dengan perembihan buruk di kawasan kering    (½   kering/musim kemarau tegas)
Karena :
·       Air menguap garam mengendap
·       Menaikkan permukaan air tanah garaman karena hubungan kapiler air tanah – lapisan atas
·       Pada cekungan yang tidak ada saluran pembuangan.
-        Lapisan bergaram banyak : horizon salika dan lapisan kerak garam dan berkristal garam.
-        PH : 7 - 8,5 tergantung kekuatan basa – asam
-        Zarah tanah terjonjot ® sehingga tak mobil dan tak ada alih tempat
-        Struktur sangat longgar
-        Konsistensi lunak dan mawur
13.         ALKALISASI
-        Akibatkan pH > 8,5 » 10
-        Terbentuk garam-garam basa, Na2CO3, NaHCO3, ion Na teradsorbsi > 15 me %.
-        Zarah-zarah lempung dan humus terdispersi dan terlindi
Seperti argilasi, tapi - kadar ion Na teradsorb
                         - ada illuviasi humus
-        Lapisannya : horizon natrika
-        Struktur tiang dengan cutan lempung dan humus ® agak gelap
-        Na2CO3 dan NaHCO3 berasal dari :
a.    Interaksi min si ber Na dengan CO2 dalam medium lembab
b.   Garam NaCl atau Na2SO4 yang bereaksi dengan CaCO3
c.    Reaksi pertukaran lempung Na dengan H2CO3 / CaCO3
d.   Perombakan seresah ber Na
e.    Reduksi Na2SO4
14.         SOLODISASI
-        Merupakan pelindian dan degradasi intensif, pasca alkalisasi
-        Selum teratas menjadi masam karena Na diganti ion H (pH 4 – 4,5)
-        Pelindian Na memobilisir zarah-zarah lempung sehingga ikut terlindi
-        Solum bawah terjadi argilasi dan pengkayaan Na
-        Terbentuk horizon B natrika struktur tiang
      Horizon A2 albika pucat
15.         DESALINISASI
-        Proses perlindian garam-garam karena salinisasi
-        Karena :
-        Perbaikan tingkat perembihan alamiah (penurunan muka air tanah)
-        Terhentinya pemasukan garam
-        Penggunaan irigasi berlebihan
-        Tergantung :
-        Mutu dan jumlah air  perkolasi
-        Sistem pengatusan
-        Morfologi tanah
-        Jenis garam Ca/Mg/Na
16.         MERETAK & MEMBENGKAK
-        Karena kemb kerut lempung montmorilonit
-        Terbentuk retakan lebar dan dalam berpola poligonal
(Berukuran 1-4 m) Lebar beberapa cm dalam > 80 cm
-        Min berlempung 30%
17.         SELF MULCHING
-        Bila retak bengkak pada lapisan permukaan tipis sehingga terbentuk granula terserak 3 mm dan keras, tebal 1-5 cm.
-        Tak mungkin pada lapisan bawah karena tingkat berat tanah.
-        Jelas pada hujan I
Disebut pembentuk struktur bunga kol (cauliflower struch)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...