Translate This !

Tuesday, November 16, 2010

Konsep Kepesisiran


Gunawan (2005) merumuskan definisi wilayah kepesisiran berdasarkan sudut pandang geomorfologi. Menurutnya, kepesisiran (coastal area) adalah bentanglahan yang dimulai garis batas wilayah laut (sea) yang ditandai oleh terbentuknya zona pecah gelombang (breakers zone) dan ke arah darat hingga pada suatu bentanglahan yang secara genetik pembentukannya masih dipengaruhi oleh aktivitas marin, seperti dataran aluvial kepesisiran (coastal aluvial plain). 
Definisi wilayah kepesisiran ditinjau dari sudut geomorfologi sangat tepat untuk menentukan batas yang jelas dari suatu wilayah kepesisiran khususnya untuk merencanakan suatu pengelolaan wilayah kepesisiran. Hal ini karena batasan ini lebih menekankan pada aspek genetis yang membentuk wilayah kepesisiran dalam waktu yang sangat lama. Aspek genetis ini tidak mudah berubah, sehingga batas wilayah kepesisiran yang sekaligus digunakan sebagai batas wilayah pengelolaan juga akan berubah dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, maka perencanaan wilayah kepesisiran dengan batas genetis akan sangat cocok untuk perencanaan pengelolaan jangka panjang.

Termasuk dalam wilayah kepesisiran adalah pantai (shore) dan pesisir (coast). Pantai merupakan suatu mintakat asntara daratan dala laut yang dibatasi oleh rata-rata surut terendah yang disebut sebagai garis pantai (shoreline) dengan rata-rata garis pasng tertinggi air laut, yang disebut garis pesisir (coastline). (Gunawan, 2005). Pesisir merupakan suatu mintakat yang dimulai dari garis pesisir (coastline) yang menunjukkan rata-rata garis pasang tertinggi kea rah daratan sampai pada suatu mintakat yang, secara genetik pembentukkannya masih dipengaruhi oleh aktivitas marin , yang biasanya bentanglahan terakhir berupa dataran alluvial kepesisiran (coastal alluvial plain). (CERC, 1994 dalam Gunawan, 2005).


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...