Translate This !

Monday, June 13, 2011

Digital Elevation Model

DEM (Digital Elevation Model) merupakan suatu sistem, model, metode, dan alat dalam mengumpulkan, prosessing, dan penyajian informasi medan. Susunan nilai-nilai digital yang mewakili distribusi spasial dari karakteristik medan, distribusi spasial di wakili oleh nilai sistem koordinat horisontal X Y dan karakteristik medan diwakili oleh ketinggian medan dalam sistem koordinat Z (Frederick J. Doyle, 1991 dalam Nugroho, 2003).

DEM dapat dikatakan juga sebagai suatu bentuk penyajian ketinggian pemukaan bumi secara digital. Teknik pembentukan DEM selain dari Terestris, Fotogrametris, dan Digitasi adalah dengan pengukuran pada model objek, dapat dilakukan seandainya dari citra yang dimiliki bisa direkonstruksikan dalam bentuk model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia sepasang citra yang mencakup wilayah yang sama. DEM khususnya digunakan untuk menggambarkan relief medan. Gambaran model relief rupabumi tiga dimensi (3 dimensi yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world) divisualisaikan dengan bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality (Mogal, 1993 dalam Nugroho, 2003)

Data DEM ini bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari Foto Udara stereo, Citra satelit stereo, data pengukuran lapangan (GPS, Theodolith, EDM, Total Station, Echosounder), Peta topografi, Linier array image dan Citra sejenis RADAR. Data DEM ini memiliki struktur :
  • Grid
Grid atau biasa disebit dengan lattice merupakan suatu bidang segitiga teartus, segiempat, atau bujursangkar atau bentuk siku yang teratur. Perbedaan resolusi grid dapat berdasarkan ukuran daerah penelitian dan kemampuan fasilitas computer. Data grid dapat disimpan dengan berbagai cara, bisanya metode yang digunakan adalah koordinat Z berhubungan dengan rangkaian titik-titik sepanjang profil dengan titik awal dan spasi grid tertentu.
Grid
  • TIN (Triangulated Irregular Network)
TIN adalah rangkaian segitiga yang tidak tumpang tindih pada ruang tak beraturan dengan koordinat x, y, dan niali Z yang menyajikan data elevasi. Model TIN disimpan dalam topologi bergubungan antara segitiga dengan segitiga di dekatnya, tiap bidang segitiga digabungkan dengan tiga titik segitiga yang dikenal dengan facet. Titik tak teratur pada TIN biasanya merupakan hasil sampel permukaan titik khusus seperti lembah, igir, dan perubahan lereng.
TIN
  • Kontur
Kontur adalah garis hubung antara titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Garis yang dimaksud disini adalah garis khayal yang dibuat untuk menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Walaupun garis tersebut mengubungkan antara dua titik, namum bentuk dan polanya tidak merupakan garis patah-patah. Garis-garis tersebut dihaluskan (smoothing) untuk membuat kontur menjadi “luwes” atau tidak kaku. Kontur dibuat dari digitasi garis kontur yang disimpan dalam format seperti DLGs (Digital Line Graphs koordinat (x,y)) sepanjang tiap garis kontur yang menunjukkan elevasi khusus. Kontur paling banyak digunakan untuk menyajikan permukaan bumi dengan symbol garis. Kontur yang lebih tebal dinamakan kontur indeks, angka yang ditulis di antaranya menyatakan nilai ketinggian garis tersebut.
Kontur

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...