Berbagai formasi geologi dapat berfungsi sebagai aquifer. Formasi geologi tersebut diantaranya endapan aluvial, batu gamping, batuan vulkanik, batu pasir serta batuan beku dan batuan metamorf.
- Endapan Aluvial
Sekitar 90% airtanah terdapat pada material lepas yaitu kerikil dan pasir (Purnama, 2000). Berdasarkan cara terbentuknya akuifer di daerah ini dapat dibagi menjadi 4 kategri yaitu :
- Daerah Aliran Air ( Water Courses) : Daerah ini tersusun oleh endapan aluvial yang terletak di kanan-kiri sungai. Apabila muka air sungai lebih tinggi dari muka air tanahnya, potensi air tanahnya akan cukup besar. Faktor yang menyebabkan potensi airtanah di daerah ini tinggi adalah karena ia tersusun oleh material lepas dan supply air ke aquifer dari sungai.
- Lembah yang tertimbun (Abandoned or burried valleys) : Lembah ini dahulunya merupakan aliran sungai/bada sungai. Namun karena terjadi perubahan lintasan sungai, daerah ini menjadi lembah bekas sungai yang mempunyai potensi airtanah yang tinggi. Aquifernya merupakan aquifer yang baik dan mengandung banyak air terutama di musim penghujan. Sifat daerah ini mirip dengan daerah alira air, hanya saja simpanan airnya lebih kecil.
- Daerah Dataran (Extensive plain) : merupakan suatu daerah yang luas dengan material endapan yang belum mengalami pemampatan. kerikil dan pasir merupakan bahan pembentuk aquifer yang dominan. Simpanan airtanahnya biasanya dari infiltrasi dan perkolasi air hujan.
- Lembah antar gunung (Intermountain valleys) : Letak lembah ini dikelilingi gunung. Materialnya berupa kerikil dan pasir dalam jumlah yang sangat banyak yang berasal dari pegunungan di sekitarnya. Daerah ini umumnya berupa lembah-lembah tersendiri yang terpisah oleh gunung dan menerima imbuhan air dari resapan di gunung tersebut. Di daerah ini kemungkinan akan dapat dijumpai air tanah tertekan.
- Batu Gamping
Batu gamping memiliki variasi densitas, kesarangan dan kelulusan yang besar. Variasi ini tergantung dari derajat kemampatan dan perkembangan rekahan pada saat pembentukannya. Lubang-lubang di batuan gamping dapat terbentuk dalam berbagai ukuran dari mikroskopis hingga membentuk gua gua dan sungai bawah tanah.
- Batuan Vulkanik
Batuan vulkanik dapat membentuk aquifer dengan kelulusan tinggi, misalnya basalt. Basalt mempunyai karakteristik berpori-pori yang merupakan bekas lubang gas dan mempunyai banyak rekahan pada saat batuan tersebut membeku.
- Batu Pasir
Batu pasir dan konglomerat terbentuk dari sedimentasi pasir dan kerikil yang tersemen. Kesarangan airnya telah berkurang akibat sementasi tersebut. Apabila batu pasir ini memiliki banyak retakan, maka batuan ini akan menjadi aquifer yang baik.
- Batuan beku dan Batuan Metamorf
Kedua jenis batuan ini relatif kedapa air dan merupakan aquifer yang buruk.
Sumber : Purnama, Setyawan. 2000. Bahan Ajar Geohidrologi. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
No comments:
Post a Comment