Translate This !

Friday, April 8, 2011

Teori-Teori Kependudukan

Keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan sudah sejak lama dibahas oleh para filusuf dan ilmuan di masa lalu. Banyak diantaranya mereka menghawatirkan bahwa seiring dengan bertambanhnya jumlah penduduk maka ancaman bencana kelaparan (famine), dan kematian yang langsung dikaitkan dengan faktor ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan potensi lingkungan alam, khusus penyediaan bahan makanan dapat terjadi dimasa yang akan datang. 

David Lucas (1984) merangkum beberapa teori kependudukan dari masa ke masa untuk melihat perkembangannya. Adapun teori-teori tersebut diantaranya:
  • Cina Kuno (mis. Confusius) - 500 BC - menekankan pada Pertumbuhan penduduk yang terlalu besar menekan standar hidup masyarakat dan Hubungan optimal antara penduduk dengan tanah.
  • Yunani Kuno (mis. Plato, Aristoteles) - 300 BC - Luas optimal negara kota (diperoleh dengan pembatasan atau merangsang kelahiran dengan hadiah dan sebagainya)
  • India (mis. Kautilya) - 300 BC - Luas optimal desa, penduduk yang terlalu sedikit adalah “kejahatan”
  • Kerajaan Romawi (mis. Cicero) - 50 BC - Merangsang pertumbuhan penduduk misalnya dengan memberi prioritas kepada keluarga yang mempunyai anak (makin banyak lelaki, makin banyak tentara untuk menaklukan negara lain)
  • Yudaisme (Agama Yahudi) - ............ - Pertumbuhan penduduk (pergilah dan berkembangbiaklah)
  • Kristen Awal - 400 AD - Secara moral, selibat itu bagus (tetapi tingginya kelahiran perlu mengimbangi tingginya kematian) dan Penolakan moral terhadap pengangguran, pembunuhan anak dan perceraian
  • Kaum Merkantilis - Abad 17 dan 18 - Intervensi negara dalam aktivitas ekonomi untuk menambah kekayaan nasional hingga titik maksimum.  Meningkatnya jumlah penduduk berarti semakin besar angkatan perang, makin rendah upah perjam, dan kekayaan meningkat dan Pada periode ini penduduk mulai bertumbuh secara kontinu, dan mulai ada analisis ilmiah mengenai data kependudukan oleh Graunt dan lainnya.
  • Phisiokrat (mis. Quesnay) - Abad 18 -Condong kepada Hukum Alam atau Laissezafaire (tanpa intervensi pemerintah);   Jumlah penduduk tergantung pada substansi dan pertanian adalah satu-satunya sumber kekayaan da Semua manfaat reformasi sosial akan tertunda oleh pertambahan penduduk
  • Malthus (1766-1834) - Abad 19 - Kalau tidak dibatasi, penduduk akan cenderung naik lebih cepat daripada bahan pangan.
  • Ahli ekonomi klasik (ms. Adam Smith & Ricardo) - Abad 19 - Teori hasil yang berkurang pada tenaga kerja (diminishing return to labour)
  • Anti Malthus (ms. Hazlitt) -  Abad 19 - Pembatasan kelahiran akan lebi efektif
  • Kaum sosialis dan Marxis (mis. Marx) - Abad 19 - Masalah kependudukan atau kelebihan tenaga kerja adalah akibat sistem ekonomi kapitalis dan harus dibatasi dengan reorganisasi masyarakat
  • Neo-Malthusian - Abad 19-20 - Membatasi pertumbuhan penduduk dengan menggunakan pembatasan kelahiran (Malthus sendiri menentang pembatasan kelahiran)

20 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...