Translate This !

Monday, February 7, 2011

PEMETAAN DASAR DANAU

Profil dasar danau
Pemetaan dasar danau/rawa/waduk mempunyai beberapa manfaat, antara lain adalah bila pemetaan dilakukan secara berturutan datanya akan dapat digunakan dalam memperkirakan laju sedimentasi danau/rawa/waduk. Dari data laju sedimentasi, pada akhirnya dapat ditentukan umur dari ketiga tubuh perairan (water body) tersebut.
Untuk mengetahui morfologi lereng dan dasar danau dapat dilakukan dengan cara profiling pada beberapa penampang yang telah ditentukan. Morfologi danau secara garis besar dibedakan menjadi dasar danau dan lereng atau bagian tepi danau. Morfologi dasar danau pada umumnya tidak mengalami perubahan, sebaliknya lereng atau tepi danau hampir selalu mengalami. Secara lebih detil, Forrel membagi morfologi danau menjadi clif atau falaise, pesisir, gosong tepi (kikisan dan endapan) dan halde.

Untuk memetakan penampang tebing danau yang tidak tergenang air, dapat dilakukan dengan cara transversing menggunakan theodolite, sedangkan untuk bagian perairannya dapat dilakukan dengan pemeruman menggunakan echosounder. Prinsip kerja echosounder adalah dengan mengirimkan gelombang suara ke dasar perairan dan menerima kembali hasil pantulannya. Interval waktu pengiriman dan penerimaan gelombang suara diubah secara otomatis menjadi grafik kedalaman dasar danau dari permukaan air, yang dilengkapi dengan jarak horisontalnya.

Dalam pemetaan menggunakan theodolite, jenis data yang harus didapatkan adalah data jarak, beda tinggi dan sudut pengukuran (azimuth ataupun vertikal). Jarak dan beda tinggi di lapangan dapat dihitung dengan rumus : 
H = K . S . cos2 a
Dt = H1 ± H.tga - h
(+ ) untuk sudut vertikal lebih dari 90o ; (-) untuk sudut vertikal kurang dari 90o

dengan H adalah jarak horizontal, K adalah kontante alat (100), S adalah selisih pembacaan curve atas (ca) dan curve bawah (cb), h adalah curve tengah (ct) dan a adalah sudut 90o dikurangi sudut vertikal.

Pemetaan dasar danau juga bisa dilakukan dengan echosounding dengan bantuan alat echosounder dan datanyanya diolah dengan SURFER, dan hasil pemetaannya akan menjadi seperti ini :
Contoh Pemetaan dasar danau dengan metode echosounding.


Sumber : Suyono.2010.Petunjuk raktikum Hidrologi Sungai dan Danau.Yogyakarta: Lab. Hidrologi dan Kualitas Air F. Geografi UGM

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...