Translate This !

Tuesday, November 24, 2009

Penginderaan Jauh Gelombang Mikro

Penginderaan jauh dengan tenaga gelombang mikro merupakan sistem penginderaan jauh segala cuaca.berbeda dengan penginderaan jauh fotografi yang sangat terbatas oleh cuaca. Penginderaan jauh gelombang mikro ini tidak terpengaruh oleh cuaca. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka tenaga elektromagnatik yang dapat digunakan untuk penginderaan jauh meluas ke spektrum yang tidak tampak oleh mata. Salah satunya adalah gelombang mikro.

Radar diklasifikasikan sebagai suatu sistem penginderaan jauh yang katif karena radar tersebut menyediakan sumber energi sendiri untuk melihat medan. Kata radar merupakan singkatan dari Radio Detecting and Ranging, yang secra tidak langsung menyatakan bahwa radar bekerja pada daerah gelombang radio dan gelombang mikro dari spektrum elekromagnetik.
SLAR adalah singkatan dari Side Looking Airbone Radar. Sistem penginderaan jauh sistem SLAR ini sering digunakan untuk penginderaan jauh radar karena dapat mengatasi masalah antena yang sangat terkait dengan resolusi spasialnya. Sistem SLAR menghsilkan jalur citra yang bersinambungan yang menggambarkan daerah medan luas serta berdekatan dengan jalur terbang.
Rekaman satu sisi radar menghasilkan gambaran persegi panjang dengan lebar 30 – 40 Km dan panjang lebih dari 1.000 Km dipermukaan bumi dan pada citra radar skala 1 : 200.000 – 1 : 400.000 dengan lebar 10 cm dan panjang beberapa meter. Kenampakan isi citra tergantung pada ketinggian pesawat, ketinggian pesawat antara 6 – 12 Km di atas permukaan laut.
Antena memancarkan suatu signal gelombang kecil yang berbentuk gelombang radio (Westinghause lubang asli pnjang gelombang 0,86 cm pada band Ka dan Goodyear Aeroservice lubang sintetik panjang gelombang 3,12 cm pada band X). pantulan pulsa radar kemudian direkam dengan fungsi waktu dan menetapkan hasil citra dengan uji silang komponen citra tersebut. Untuk penjang citra menunjukkan arah panjang pesawat.
Radar foreshortening adalah pemendekkan bayangan dari kemiringan obyek di permukaan bumi pada citra akibat gerakan pesawat. Radar layover akan terjadi apabila obyek tinggi di permukaan sangat dekat dengan pesawat sehingga gelombang yang dipantulkan lebih dhulu diterima.
Bayangan yang dihasilkan radar dari suatu obyek yang memiliki tinggi sama akan terlihat besar di daerah far range dibanding daerah near range. Citra SLAR dapat diinterpretasi dalam mono vision jika posisi bayangan radar jatuh di depan pengamat, selain itu kenampakkan pseudo 3D akan terlihat seperti misalnya pola aliran, kawasan hutan, dan lain sebagainya. Dengan arah penerbangan yang sama akan menambah kenampakkan yang lebih jelas dibanding satu pengamatan.
Bagian panjang gelombang mikro dari spektrum dapat dikategorikan menjadi kelompok spektral. Pengelompokan ini lebih bersifat historis dan berasal dari sistem RADAR penerbangan militer dan sipil. Secara umum, panjang gelombang pendek diserap oleh buah-buahan alami, khususnya air, sedangkan panjang gelombang yang lebih panjang menembus lebih jauh hingga ke tanah dan tidak begitu jauh apabila kering. Jumlah energi yang dihamburkan kembali ke sensor tergantung pada beberapa hal, tetapi khususnya pada konstanta material yang bersangkutan, kekasaran permukaan sebagai fungsi dari panjang gelombang yang digunakan, dan kemiringan relatif dari permukaan terhadap sinar RADAR. Faktor terakhir sering mendominasi, sehingga topografi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kenampakan suatu obyek yang di deteksi dengan menggunakan citra RADAR. (Ratih Dewanti Dimyati dan Muhammad Dimyati, Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografi Untuk Perencanaan 1997 : 20)
RADARSAT,ERS

Ka

P
S
L
C
X
Ku
K
Almaz
Seasat, SIR-A, JERS
0,3
1
3
10
30
100
Panjang Gelombang (cm)


Topografi menyebabkan empat efek pada citra SLAR, yaitu : pantulan sudut, bayangan radar, efek rebah kedalam, dan pemendekan lereng depan (Curran : 1985).
Pantulan sudut terjadi pada topografi yang lerengnya terjal. Pancaran pulsa radar yang mengenai permukaan datar sebagai pemantul cermin, dipentulkan dengan kuat menjauhi antena. Pantulan ini mengenai .Bayangan radar terjadi apabila pancaran pulsa radar mengenai bukit atau obyek tinggi lainnya. Efek rebah ke dalam (layover) terjadi pada obyek vertikal atau obyek lain dengan beda tinggi nyata antara puncak dan dasarnya. Sedangkan pada pemendekan lereng depan (fore shortening) terjadi bila lereng depan lebih landai dari garis tegak lurus terhadap arah pengamatan.

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...