Titik pengamatan untuk melihat escrapment perbukitan Batru Agung di laksanakan di dataran aluvial Cawas (Gambar 4.1.4.11) terletak pada koordinat Zone 49 M, 0467546mT, 9139396mU, Desa Nanggulan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Daerah ini terletak pada zona peralihan antara Zona Selatan Jawa Tengah dengan Zona Tengah Jawa Tengah, karena di sebelah selatan daerah ini merupakan perbukitan Baturagung dan disebelah utara merupakan daerah dataran aluvial dari Gunung Merapi.
Gambar 4.1.4.11 Dataran Aluvial Cawas, Klaten (Foto oleh Munawaroh, 2009)
Di sebelah selatan dataran aluvial, perbukitan Baturagung melintang dari barat ke timur. Di perbukitan itu banyak terdapat patahan–patahan yang melintang (fault step) baik dari utara ke selatan maupun yang melintang dari barat ke timur. Pada patahan-patahan itu banyak terdapat sungai-sungai yang terbentuk karena proses patahan. Sedangkan di sebelah utara dataran aluvial ini terdapat Gunung Merapi, yang mengalirkan sungai ke selatan.
Gambar 4.1.4.12 Perbukitan struktural Batur Agung, Cawas.
(foto oleh Munawaroh, 2009)
Bentuklahan daerah ini adalah dataran aluvial. Daerah ini mempunyai relief datar. Struktur batuannya berlapis dan tidak kompak. Proses yang intensif terjadi adalah proses sedimentasi. Dataran ini terbentuk oleh proses fluvial. Di sebelah selatan ada perbukitan struktural yang banyak mempunyai patahan. Perbukitan itu banyak mengalirkan sungai-sungai patahan yang mengalir dari selatan ke utara, sehingga material dari perbukitan Baturagung banyak yang terangkut ke dataran aluvial ini. Sementara itu, di sebelah utara ada sungai yang mengalir dari Gunung Merapi yang mengangkut material dari Gunung Merapi yang bersifat subur. Sehingga daerah ini mempunyai material campuran yang berasal dari Gunung Merapi dan Perbukitan Baturagung.
Proses geomorfologi yang bekerja di daerah ini didominasi oleh proses sedimentasi akibat aktifitas sungai baik yang berasal dari Gunung Merapi ataupun yang berasal dari Perbukitan Baturagung. Proses sedimentasi ini menghasilkan lapisan tanah yang tebal. Kualitas tanah pada daerah ini sedang akibat percampuran material dari Gunung Merapi dan Baturagung. Sehingga intensif dimanfaatkan penduduk sekitar untuk pertanian dan permukiman.
Air permukaan di daerah ini berupa sungai. Sungai tersebut mempunyai debit yang besar sehingga saat musim penghujan sering meluap dan mengakibatkan banjir. Sungai ini dimanfaatkan untuk pengairan sawah pertanian warga masyarakat sekitar. Kualitas air tanahnya baik dan tinggi. Kelimpahan air ini dimanfaatkan penduduk untuk lahan pertaniannya dan permukiman juga berkembang di daerah ini.
Fenomena dan masalah lingkungan fisik yang terjadi di daerah ini adalah besarnya debit Sungai Kentheng yang mengalir di daerah ini membuat genangan saat musim penghujan tiba karena biasanya air sungai meluap. Sehingga lahan pertanian sering tergenang oleh air. Genangan air tersebut bisa berakibat pada produktifitas hasil pertanian di daerah ini.
Dilihat dari segi bentang budaya daerah ini merupakan daerah desa. Ciri yang menandakan bahwa daerah ini termasuk dalam bentang desa adalah masih banyaknya ruang terbuka, banyaknya lahan yang digunakan untuk pertanian. Kepadatan penduduk di daerah ini cenderung sedang. Pertumbuhan penduduknya relatif sedang. Di daerah ini banyak terjadi migrasi. Banyaknya migrasi menyebabkan strukur demografi daerah ini adalah tua.
Permukiman pada daerah ini cenderung mengelompok dengan pola mengikuti akses jalan. Bentuk rumah di daerah ini sudah semi modern dan modern (permanen) dengan berbahan dasar batu bata dan material bangunan lainnya. Kualitas bangunannya sudah baik. Selain digunakan sebagai tempat tinggal rumah para penduduk banyak yang digunakan sebagai tempat usaha.
Banyak ditemui tenaga kerja terampil, seperti petani, pedagang, buruh, dan sebagainya. Keterbatasan ekonomi memaksa sebagian orang untuk bermigrasi ke kota sekitar. Kondisi sosial budaya juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik. Pendidikan daerah ini tergolong sedang. Kesehatan masyarakat juga sedang. Masyarakat mempunyai relasi sosial yang kuat, misalnya para petani bergotong-royong mengerjakan sawahnya. Adat istiadat yang masih kuat.
Gambar 4.1.4.13 Gambaran Kondisi Mata Pencaharian Penduduk di Cawas.
(foto oleh Munawaroh, 2009)
Pemanfaatan lahan sebagian besar didominasi oleh permukiman, sawah, jalan, perdagangan. Kawasan ini termasuk kawasan budidaya, karena masyarakat sangat intensif memanfaatkan lahannya untuk kegiatan pertanian dan aktifitas lainnya. Fenomena dan masalah sosial yang terjadi di daerah ini adalah para petani sering mengalami kerugian saat musim penghujan sebab lahan pertaniannya sering tergenang akibat banjir.
No comments:
Post a Comment