Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala engan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji. ( Lillesand dan Kiefer, 1979).
Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang objek atau fenomena di permukaan bumi ( atau dekat dengan permukaan bumi ) tanpa melalui kontank langsung. Karena tanpa kontak langsung maka diperlukan media supaya objek tersebut dapat diamati dan “didekati” oleh si penafsir. Media ini berupa citra ( image atau gambar ). Citra dapat diperoleh melalui perekaman fotografis, yaitu pemotretan dengan kamera; dan dapat pula diperoleh melalui perekaman non fotografis, misalnya dengan pemindai atau penyiam ( scanner ). Perekiaman otografis menghasilkan foto udara, sedangkan perekaman lain menghasilkan citra non-foto. Citra foto udara selalu berupa Hard copy ( barang tercetak ) yang diproduksi dan direproduksi dari master rekaman yang berupa film. Citra non-foto biasanya terekam secara digital dalam format asli, dan memerlukan komputer untuk persentasinya. Citra non-foto juga dapat ( dan perlu ) dicetak menjadi hard copy untuk keperluan inyerpretasi secara visual.
Untuk dapat melakukan interpretasi, penafisr memerlukan unsur-unsur pengenal pada objek atau gejala yang terekam pada citra. Unsur-unsur pengenal ini secara individual maupun secara kolektif dapat membumbing penafisr kea rah pengenalan yang benar. Unsur-unsur ini disebut unsur-unsur interpretasi, dan meliputi 8 ( delapan ) hal, yaitu rona/warna, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs, dan asosiasi.
Rona ( tone ) mengacu ke kecerahan objek pada citra. Rona biasanya dinyatakan dalam derajat keabuan ( grey scale ), misalnya hitam / sangan gelap, agak gelap, agak cerah, sangat cerah/putih. Apabila citra yang digunakan itu berwarna ( color ), meskipun penyebutannya masih terkombinasi dengan rona ; misalnya merah, hijau, biru, cokelat kekuningan, biru kehijauan agak gelap, dan sebagainya.
Bentuk ( shape ) sebagai unsure interp[retasi yang mengacu ke bentuk secara umum, konfigurasi, atau garis besar wujud objek secara individual. Bentuk beberapa objek kadang-kadang begitu berbeda dari yang lain, sehingga objek tersebut dapat dikenali semata-mata dari bentuknya saja. Ukuran ( size ) objek dalam foto harus dipertimbangkan dalam konteks skala yang ada. Penyebutan ukuran juga tidak selalu dapat dilakuikan untuk semua jenis objek.
Pola ( pattern ) terkait dengan susunan keruangan objek. Pola biasanya terkait juga dengan adanya pengulangan bentuk umum suatu atau sekelompok objek dalam ruang. Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan pola misalnya teratur, tidak teratur, kurang teratur. Namun kadang-kadang diperlukan istilah yang lebih ekspresif misalnya melingkar, memanjang terputus-putus, konsentris, dan sebagainya.
Bayangan ( shadows ) sangat penting bagi penafsir, karena dapat memberikan dua macam efek yang berlawanan. Pertama, bayangan menegaskan objek poada citra. Karena outline objek menjadi lebih tajam/jelas, begitu juga kesan ketinggiannya. Kedua, bayangan justru kurang memberikan pantulan objek ke sensor, sehingga objek yang diamati kurang jelas.
Tekstur ( texture ) merupakan ukuran frekuensi perubahan rona pada gambar objek. Tekstur dapat dihasilkan oleh agregasi / pengelompokan satuan kenampakan yang terlalu kecil untuk dapat dibedakan secara individual, misalnya dedaunan pada pohon dan bayangannya, gerombolan satwa liar di gurun, ataupun bebatuan yang terserak di permukaan tanah. Kesan tekstur juga bersifat relatif, tergantung pada skala dan resolusi citra yang digunakan.
Situs ( site ) atau letak merupakan penjelasan tentang objek relatif terhadap objek atau kenampakan lain yang lebih mudah untuk dikenali, dan dipandang dapat dijadikan dasar untuk identifikasi objek yang dikaji. Objek dengan rona cerah, bebrbentuk silinder, ada bayangannya dan tersusun dalam pola teratur dapat dikenali sebagai kilang minyak, apabila terletal di dekat perairan pantai.
Asosiasi ( associatons ) merupakan unsur yang memperhatikan keterkaitan antara suatu objek atau fenomena dengan objek atau fenomena lain, yang digunakan sebagai dasar untuk mengenai objek yang dikaji. Misalnya pada foto udara skala besar dapat dilihat adanya bangunan berukuran lebih besar daripada rumah, mempunyai halaman terbuka, terletak di tepi jalan besar , dan terdapat kenampakan seperti tiang bendera ( terlihat dengan adanya bayangan tiang pada halaman tersebut. Bangunan ini dapat ditafsirkan sebagai bangunan kantor, berdasarkan asosiasi tiang bendera dengan kantor ( terutama kantor pemerintahan ).
Perlu diperhatikan bahwa dalam mengenali objek, tidak semua unsur perlu digunakan secara bersama-sama. Ada beberapa jenis fenomena atau objek yang dapat langsung dikenali hanya berdasarkan satu jenis unsur interpretasi saja. Ada pula yang membutuhkan keseluruhan unsur tersebut. Ada kecenderungan pengenalan objek penutup / penggunaan lahan pada foto udara skala besar pada wilayah perkotaan dibutuhkan lebih banyak unsur interpretasi seperti pada deskripsi, dibandingkan pengenalan bentuk lahan atau fisiogarfi pada citra skala sedang-kecil dan pada liputan wilayah yang luas.
Untuk dapat melakukan interpretasi, penafisr memerlukan unsur-unsur pengenal pada objek atau gejala yang terekam pada citra. Unsur-unsur pengenal ini secara individual maupun secara kolektif dapat membumbing penafisr kea rah pengenalan yang benar. Unsur-unsur ini disebut unsur-unsur interpretasi, dan meliputi 8 ( delapan ) hal, yaitu rona/warna, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs, dan asosiasi.
Rona ( tone ) mengacu ke kecerahan objek pada citra. Rona biasanya dinyatakan dalam derajat keabuan ( grey scale ), misalnya hitam / sangan gelap, agak gelap, agak cerah, sangat cerah/putih. Apabila citra yang digunakan itu berwarna ( color ), meskipun penyebutannya masih terkombinasi dengan rona ; misalnya merah, hijau, biru, cokelat kekuningan, biru kehijauan agak gelap, dan sebagainya.
Bentuk ( shape ) sebagai unsure interp[retasi yang mengacu ke bentuk secara umum, konfigurasi, atau garis besar wujud objek secara individual. Bentuk beberapa objek kadang-kadang begitu berbeda dari yang lain, sehingga objek tersebut dapat dikenali semata-mata dari bentuknya saja. Ukuran ( size ) objek dalam foto harus dipertimbangkan dalam konteks skala yang ada. Penyebutan ukuran juga tidak selalu dapat dilakuikan untuk semua jenis objek.
Pola ( pattern ) terkait dengan susunan keruangan objek. Pola biasanya terkait juga dengan adanya pengulangan bentuk umum suatu atau sekelompok objek dalam ruang. Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan pola misalnya teratur, tidak teratur, kurang teratur. Namun kadang-kadang diperlukan istilah yang lebih ekspresif misalnya melingkar, memanjang terputus-putus, konsentris, dan sebagainya.
Bayangan ( shadows ) sangat penting bagi penafsir, karena dapat memberikan dua macam efek yang berlawanan. Pertama, bayangan menegaskan objek poada citra. Karena outline objek menjadi lebih tajam/jelas, begitu juga kesan ketinggiannya. Kedua, bayangan justru kurang memberikan pantulan objek ke sensor, sehingga objek yang diamati kurang jelas.
Tekstur ( texture ) merupakan ukuran frekuensi perubahan rona pada gambar objek. Tekstur dapat dihasilkan oleh agregasi / pengelompokan satuan kenampakan yang terlalu kecil untuk dapat dibedakan secara individual, misalnya dedaunan pada pohon dan bayangannya, gerombolan satwa liar di gurun, ataupun bebatuan yang terserak di permukaan tanah. Kesan tekstur juga bersifat relatif, tergantung pada skala dan resolusi citra yang digunakan.
Situs ( site ) atau letak merupakan penjelasan tentang objek relatif terhadap objek atau kenampakan lain yang lebih mudah untuk dikenali, dan dipandang dapat dijadikan dasar untuk identifikasi objek yang dikaji. Objek dengan rona cerah, bebrbentuk silinder, ada bayangannya dan tersusun dalam pola teratur dapat dikenali sebagai kilang minyak, apabila terletal di dekat perairan pantai.
Asosiasi ( associatons ) merupakan unsur yang memperhatikan keterkaitan antara suatu objek atau fenomena dengan objek atau fenomena lain, yang digunakan sebagai dasar untuk mengenai objek yang dikaji. Misalnya pada foto udara skala besar dapat dilihat adanya bangunan berukuran lebih besar daripada rumah, mempunyai halaman terbuka, terletak di tepi jalan besar , dan terdapat kenampakan seperti tiang bendera ( terlihat dengan adanya bayangan tiang pada halaman tersebut. Bangunan ini dapat ditafsirkan sebagai bangunan kantor, berdasarkan asosiasi tiang bendera dengan kantor ( terutama kantor pemerintahan ).
Perlu diperhatikan bahwa dalam mengenali objek, tidak semua unsur perlu digunakan secara bersama-sama. Ada beberapa jenis fenomena atau objek yang dapat langsung dikenali hanya berdasarkan satu jenis unsur interpretasi saja. Ada pula yang membutuhkan keseluruhan unsur tersebut. Ada kecenderungan pengenalan objek penutup / penggunaan lahan pada foto udara skala besar pada wilayah perkotaan dibutuhkan lebih banyak unsur interpretasi seperti pada deskripsi, dibandingkan pengenalan bentuk lahan atau fisiogarfi pada citra skala sedang-kecil dan pada liputan wilayah yang luas.
No comments:
Post a Comment